Rumah Adat Jawa Barat

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beberapa rumah adat yang unik.

Rumah adat yang ada di provinsi Jawa Barat mengandung simbol kehidupan masyarakatnya.

Dimana dalam kehidupan mereka dikenal sebagai masyarakat yang ramah, santun, sopan, bersahaja dan optimis.

Dengan sifat tersebut, rumah adat di Jawa Barat memiliki nilai filosofi tinggi yang mengambil dari kehidupan keseharian mereka.

Daftar Rumah Adat di Jawa Barat

Daftar Rumah Adat di Jawa Barat

Setiap perbedaan model rumah adat tentu saja dilatarbelakangi oleh perbedaan suku yang mendiami wilayah tersebut.

Beberapa suku yang mendiami Jawa Barat antara lain Suku Baduy, Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Betawi, dan Suku Cirebon.

Meski berbeda, pada umumnya setiap rumah adat di Jawa Barat berguna sebagai tempat tinggal yang menonjolkan simbol budaya masing-masing suku.

Simbol budaya tersebut biasanya ditonjolkan dalam bentuk arsitektur rumah, corak, dan juga warna rumah adat.

Berikut ini terdapat 7 jenis rumah adat yang ada di provinsi Jawa Barat:

1. Imah Badak Heuay

rumah adat badak heuay

Badak Heuay merupakan salah satu rumah adat yang ada di Jawa Barat yang memiliki makna badak yang sedang menguap.

Ciri khas dari rumah adat ini bisa dilihat pada bagian atapnya, yaitu pada bagian atap belakang hingga ke tepian yang terbuka lebar.

Sehingga dengan begitu, jika kita perhatikan dengan sungguh-sungguh maka rumah adat ini sangat mirip dengan badak yang sedang menguap.

Rumah adat Badak Heuay mengandung simbol kepribadian masyarakat yang sopan, ramah, dan bersahaja.

Tidak hanya itu saja, rumah ini juga melambangkan tanah yang subur, makmur, dan juga indah.

Rumah adat Badak Heuay masih bisa kita jumpai dengan mudah di pedesaan wilayah Sukabumi.

Bahkan, model rumah adat ini sampai sekarang masih banyak digunakan sebagai desain rumah hunian masyarakat yang dipadu padankan dengan sentuhan modern.

2. Imah Capit Gunting

rumah adat jawa barat capit gunting

Imah adat Capit Gunting sendiri terdiri dari dua kata yaitu Capit dan Gunting, dimana dalam bahasa sunda Capit berarti mengambil sesuatau dengan dijepitkan, sedangkan Gunting artinya yaitu pisau yang menyilang.

Nama Capit Gunting tersebut diambil karena memang rumah ini memiliki desain atap yang berbentuk seperti Capit Gunting.

Selain disebut dengan Imah Capit Gunting, rumah adat tertua di Jawa Barat ini juga memiliki sebutan lain yaitu Susuhunan.

Desain imah Capit Gunting sangat sederhana, dimana ruangannya terdiri dari ruang teras, ruang tengah, kamar tidur, dan dapur.

Bentuk rumah adat ini secara keseluruhan yaitu berbentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang.

Rumah adat yang satu ini banyak ditemukan di daerah Tasikmalaya, bahkan hingga sekarang masih banyak digunakan sebagai desain bangunan pemerintahan.

Info: Untuk kamu yang ingin memanfaatkan pelataran rumah sebagai taman, kami sarankan untuk melihat referensi taman minimalis

3. Imah Jolopong

rumah adat jolopong

Imah Jolopong merupakan rumah adat yang paling populer di Jawa Barat.

Jolopong sendiri berarti terkulai, kata tersebut diambil karena desain atap rumah ini nampak tergolek lurus (terkulai).

Selain dari atapnya yang tidak memiliki lekukan dan pernak-pernik apapun, bagian ruangannya juga sangat sederhana.

Dimana hanya terdiri dari emper (teras), tengah imah (ruang tengah rumah), pankeh (kamar tidur), dan pawon (dapur).

Rumah adat dari Suku Sunda ini masih banyak ditemui di daerah pedesaan di Jawa Barat.

Karena memang rumah Jolopong ini memilki desain sederhana sehingga mudah untuk membuatnya dan tidak membutuhkan banyak biaya.

Selain banyak dibangun di pedesaan, rumah adat ini juga banyak digunakan sebagai desain gedung pemerintahan.

4. Imah Julang Ngapak

rumah adat julang ngapak

Dalam bahasa Indonesia, Julang Ngapak berarti burung yang sedang mengepakkan sayapnya.

Nama tersebut diambil karena bentuk dari atap rumah tradisional ini mirip dengan burung yang sedang mengepakkan sayapnya.

Biasanya, atap rumah tersebut terbuat dari alang-alang, ijuk, atau rumbia. Semua bahan tersebut disatukan pada kerangka atap yang terbuat dari bambu.

Meski atapnya terkesan sangat sederhana, namun rumah adat Julang Ngapak ini tetap aman dari bocor saat sedang hujan.

Daerah di Jawa Barat yang masih banyak menggunakan desain rumah tradisional ini adalah daerah Tasikmalaya dan Kuningan.

Selain itu, kamu juga bisa menemukan desain imah Julang Ngapak ini pada beberapa bangunan di kampus ternama Indonesia, yaitu ITB.

5. Imah Parahu Kumureb

imah parahu kumureb

Berikutnya yaitu Parahu Kumureb yang juga dikenal dengan nama Perahu Tengkurep.

Nama tersebut diambil karena bentuk dari rumah adat ini sangat mirip dengan bentuk perahu yang terbalik.

Rumah adat ini terdiri dari empat bagian utama, dimana dibagian belakang dan depan berbentuk trapesium, sedangkan bagian kedua sisinya berbentuk segitiga sama sisi.

Saat ini, desain rumah Parahu Kumureb sangat jarang ditemui karena desain rumah ini sangat mudah bocor dengan banyaknya sambungan yang ada di atap.

Namun di pedesaan yang ada di daerah Ciamis Jawa Barat, rumah adat ini masih bisa ditemukan.

6. Imah Tagog Anjing

rumah adat jawa barat tagok anjing

Rumah adat Tagog Anjing memiliki arti anjing yang sedang duduk, karena desain rumah adat ini menyerupai bentuk anjing yang sedang duduk.

Rumah adat ini mengusung desain rumah panggung namun tidak terlalu tinggi, dengan menggunakan beberapa kayu sebagai penopangnya

Sementara desain atap rumah adat ini terdapat dua bagian atap yang menyatu membentuk segitiga, sedangkan bagian atap lainnya menyambung jadi satu di bagian depan.

Bentuk atap yang menyambung tersebut memiliki istilah soronday.

Fungsi dari atap yang menyambung ke depan yaitu digunakan sebagai peneduh bagian teras.

Desain rumah adat Togog Anjing ini banyak digunakan oleh masyarakat di daerah Garut.

Tidak hanya digunakan oleh warga Garut saja, saat ini banyak juga hotel, tempat istirahat, dan restoran di daerah Puncak yang menggunakan desain atap rumah Togog Anjing ini.

7. Rumah Adat Kasepuhan

rumah adat kasepuhan jawa barat

Rumah adat yang terakhir yaitu adat Kasepuhan yang lebih dikenal dengan Keraton Kasepuhan.

Rumah adat Keraton Kasepuhan ini pertama dibangun oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1529.

Pangeran Cakrabuana yaitu putra kandung dari Prabu Siliwangi yang berasal dari Kerajaan Padjajaran.

Keraton Kasepuhan sendiri termasuk rumah adat yang cukup besar, yang mana dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  1. Pintu Gerbang Utama
    Pada bagian pintu gerbang utama, terdapat dua buah pintu gerbang yang letaknya ada di bagian selatan dan utara kompleks Keraton Kasepuhan.
    Dimana pintu Sebelah selatan diberi nama Lawang Sanga (pintu sembilan), dan pintu bagian utara diberi nama Kreteg Pangrawit (jembatan).
  2. Bangunan Pancaratna
    Bangunan ini terletak dibagian sebelah kiri depan kompleks dengan menghadap ke sisi barat.
    Pada bagian ini berfungsi sebagai tempat untuk menghadap pembesar desa atau kerajaan. Paseban ini nantinya akan diterima oleh Wedana atau Demang.
  3. Bangunan Pangrawit
    Bangunan Pangrawit ini letaknya berada di sebelah kiri depan kompleks dengan posisi menghadap ke utara.
    Bangunan ini disebut juga sebagai Pancaniti yang berarti lima atasan atau lima mata.

Kesimpulan

Provinsi Jawa Barat memiliki 7 rumah adat berbeda, yang masing-masing memiliki desain dan makna yang berbeda pula.

Tujuh rumah adat itu terdiri dari Imah Badak Heuay, Imah Capit Gunting, Imah Jolopong, Imah Julang Ngapak, Imah Parahu Kumureb, Imah Togog Anjing, dan Rumah adat Kasepuhan.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Pakaian Adat Jawa Barat

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beberapa jenis pakaian adat.

Pakaian adat dari Jawa Barat ini didominasi dengan pakaian adat dari Suku Sunda. Pasalnya di Jawa Barat masyarakatnya banyak yang berasal dari Suku Sunda.

7 Pakaian Adat Jawa Barat yang Terkenal

Daftar Pakaian Adat Jawa Barat

Pakaian adat Jawa Barat ini dibedakan menjadi 3 jenis sesuai dengan status sosial masyarakat Jawa Barat.

3 jenis pakaian adat sesuai status sosial tersebut adalah sebagai berikut

  • Pakaian adat untuk bangsawan.
  • Pakaian adat untuk kaum menengah.
  • Pakaian adat untuk rakyat biasa.

Ke-3 jenis pakaian adat tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu dan sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakatnya.

Berikut adalah beberapa pakaian adat dari Jawa Barat yang wajib anda ketahui :

1. Kebaya Sunda

Kebaya Sunda Jawa Barat

Kebaya sunda biasanya memiliki warna – warna yang cerah, seperti putih, merah marun, dan ungu muda.

Kebaya sunda ini hampir sama dengan kebaya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaannya terdapat pada bentuk bagian lehernya.

Bagian bawahnya berupa kain jarik dengan motif batik yang bermacam – macam khas Jawa Barat.

Dan tidak lupa memakai aksesoris seperti tusuk konde, giwang, kalung, gelang, cincin, dan aksesoris lainnya.

Kebaya Sunda ini merupakan pakaian adat yang dipakai oleh rakyat biasa hingga kaum menengah.

Meskipun sama – sama menggunakan kebaya, namun jika corak dan bahannya berbeda maka itu tetap menjadi penanda status sosial seseorang.

2. Pangsi

Pakaian Adat Banten (Pangsi)

Pangsi merupakan setelan pakaian berupa baju kemeja polos dan celana yang longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki dan biasanya berwarna hitam.

Pakaian adat ini sangat sederhana dan terkesan usang dan kumal. Pasalnya pakaian ini dipakai oleh laki – laki dari rakyat biasa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani maupun buruh.

Akan tetapi saat ini, pangsi juga dipakai oleh kaum kalangan atas dengan bentuk yang lebih bagus dan pilihan kain yang lebih bagus pula.

Atasan dari pangsi ini berupa baju kemeja polos yang dinamakan dengan baju salontreng.

Baju salontreng ini merupakan baju dengan model jahitan yang sederhana dan identik dengan warna hitam.

Biasanya dipadukan dengan sarung poleng yang diselampirkan menyilang ke badan.

Sementara bawahan dari pangsi berupa celana yang longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki dan biasanya dilengkapi dengan kulit maupun kain ikat.

Dalam pemakaiannya pangsi juga dilengkapi dengan penutup kepala yang bernama ikat logen dan alas kaki berupa tarumpah (terompah kayu).

3. Bedahan

Bedahan

Bedahan adalah pakaian adat yang digunakan oleh kaum menengah di Jawa Barat. Kaum menengah itu sendiri biasanya berprofesi sebagai pedagang atau saudagar.

Tampilan dan barang – barang yang dipakai pun berbeda dengan pakaian dari rakyat biasa.

Biasanya pakaian kelas menengah ini disertai dengan manik – manik dalam pemakaiannya.

Bagi wanita menggunakan kebaya yang biasanya berwarna cerah sebagai atasan. Sedangkan untuk bawahannya memakai kain kebat batik yang memiliki corak khas dari Jawa Barat.

Dan untuk aksesorisnya menggunakan selendang berwarna, ikat pinggang yang dinamakan beubeur, alas kaki berupa selop yang dinamakan kelom geulis, dan perhiasan berupa kalung, gelang, giwang  atau anting, dan cincin yang terbuat dari perak atau emas.

Sementara untuk pria menggunakan baju bedahan berwarna putih atau jas takwa sebagai atasannya.

Dan untuk bawahannya juga menggunakan kain kebat batik berbagai macam corak.

Tidak lupa pula disertai dengan aksesoris seperti alas kaki sandal tarumpah (terompah kayu), ikat pinggang yang dinamakan beubeur, ikat kepala, dan arloji rantai emas yang di gantungkan di saku bajunya.

4. Menak

Menak

Menak adalah pakaian adat Jawa Barat berupa jas beludru yang disulam dengan benang emas.

Menak ini merupakan pakaian adat dari bangsawan. Sudah terbukti dari tampilannya yang terkesan sangat mewah dan sedikit menunjukkan keglamoran.

Manak berupa jas tutup yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam disertai dengan lilitan jarit dari pinggang sampai atas lutut.

Manak juga dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris yang mendukung penampilannya semakin mewah dan glamor seperti penutup kepala, sabuk emas atau biasa disebut dengan nama Benten, dan sandal selop berwarna hitam pula.

Dan untuk pasangan wanitanya juga menggunakan kebaya dengan baju berbahan beludru yang disulam dengan tambahan manik – manik dan berwarna hitam.

Untuk bawahannya menggunakan jarit bermotif sama dengan yang digunakan si pria.

Tidak lupa pula dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris seperti sanggul rambut (konde), tusuk konde, bros, peniti rantai, cincin, dan perhiasan dari berlian ataupun emas.

Info: Jika kamu ingin melihat informasi terbaru mengenai fashion, kunjungi saja Bergaya.id

5. Beskap

Beskap

Beskap adalah pakaian adat untuk laki – laki dari Jawa Barat yang hanya digunakan untuk acara resmi saja.

Beskap ini berupa kemeja yang memang di design untuk digunakan pada acara – acara resmi dan penting saja.

Beskap memiliki warna yang sangat beragam, namun biasanya identik dengan warna gelam dan selalu polos.

Tekstur dari beskap ini tebal disertai dengan kerah baju yang tidak memiliki lipatan. Pakaian adat ini memiliki perbedaan ukuran potongan pada bagian depan yang tidak simentris.

Tujuan dari ketidaksimetrisan tersebut adalah untuk antisipasi pemakaian aksesoris keris yang mungkin cukup berat.

Pola kancing dari beskap ini dapat dibilang cukup unik, pasalnya bentuk dari kancingnya menyamping.

Biasanya beskap dipadupadankan dengan jarik yang memiliki corak khas Jawa Barat yang digunakan untuk menutupi kaki.

6. Mojang Jajaka

Mojang Jajaka

Seperti namanya mojang jajaka adalah pakaian adat yang dipakai oleh wanita dan laki – laki.

Pakaian untuk wanita berupa kebaya dengan warna polos yang dipadukan dengan kain kebat untuk bawahannya.

Dalam pemakaiannya disertai dengan selendang atau karembong dan ikat pinggang yang dinamakan beubeur yang berguna untuk mengencangkan penggunaan kain.

Dan untuk alas kakinya menggunakan sandal selop yang memiliki warna sama dengan baju kebayanya.

Untuk mendukung penampilannya, tidak lupa juga mengemakan aksesoris seperti  sanggul untuk rambut, cincin, kalung, bros, gelang, peniti rantai, dan perhiasan lainnya yang dirasa cocok dan bagus.

Sedangkan untuk laki – laki berupa beskap atau jas tertutup sebagai atasannya dan celana panjang sebagai bawahannya. Biasanya berwarna hitam atau dapat juga warna yang lain.

Pemakaiannya disertai dengan penutup kepala atau bendo dan sendal selop sebagai alas kaki.

Tidak lupa pula ditambah dengan aksesoris berupa jam yang dipasangkan dengan cara dijepit di saku jas atas sebelah kiri untuk mendukung penampilannya.

7. Kebaya Pengantin

Pakaian Adat Jawa Barat (Kebaya Sunda)

Kebaya pengantin adalah kebaya yang digunakan oleh pengantin wanita pada acara pernikahan saja.

Kebaya pengantin memiliki ciri khas yang menarik dan modern. Biasanya bahan dari kebayanya adalah broklat dengan warna yang cerah dan kalem.

Modern di sini maksudnya memodifikasi kebaya sunda tanpa menghilangkan kesan dan nilai adat di dalamnya.

Dan untuk bawahannya menggunakan kain batik kebat Lereng Eneng Prada. Pakaian tersebut terispirasi dari busana putri di masa Kerajaan Sunda zaman dulu.

Dalam pemakaiannya kebaya pengantin ini pasti disertai aksesoris berupa permata, gelang, cincin, dan 2 kalung (pendek dan panjang) yang dipakai secara bersamaan.

Dan dibagian kepalanya rata – rata menggunakan sejenis mahkota perhiasan yang dinamakan Siger. Siger ini memiliki makna yaitu sebagai perlambang kehormatan dan sifat bijak.

Sedangkan untuk pengantin prianya mengenakan Jas Buka Prangwedana yang warnanya biasanya disesuaikan dengan warna kebaya pengantin wanita.

Begitupun dengan kain batik yang dipakai, supaya selaras maka harus disamakan warnanya dengan pengantin wanita.

Pemakaian baju untuk pria disertai dengan penutup kepala atau bendo dengan hiasan permata dan Boro Sarangka, yakni sejenis kantong atau tempat untuk menyimpan keris.

Keunikan Pakaian Adat Jawa Barat

Keunikan Pakaian Adat dari Jawa Barat

Pakaian adat Jawa Barat memiliki beberapa keunikan, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1. Jenis Pakaian Berdasarkan Status Sosial

Status sosial yang dapat dibedakan hanya dengan penggunaan pakaian adat saja merupakan salah satu keunikan dari Jawa Barat ini.

Bahkan hal ini berlaku untuk semua golongan mulai dari anak – anak, pemuda, dewasa, orang tua, sampai nenek – nenek.

2. Celana sampai Betis

Panjang dari celana laki – laki adat Jawa Barat ini cukup unik, pasalnya panjang dari celana hanya sampai betis saja dan berbentuk komprang. Namun ada juga yang bercelana panjang.

3. Bendo

Bendo adalah penutup kepala yang sering digunakan oleh laki – laki dalam pemakaian pakaian adat Jawa Barat.

4. Beubeur

Beubeur adalah ikat pinggang yang sering digunakan oleh wanita dalam pemakaian pakaian adat Jawa Barat.

Beubeur terbuat dari kain kebat yang digunakan untuk mendukung penampilan dari wanita tersebut.

Kesimpulan

Pakaian adat yang dikenakan di Jawa Barat menunjukkan status sosial dari masyarakatnya. Dengan demikian jenis baju yang digunakan tentu memiliki berbagai nilai estetika.

Jadi pakaian adat yang digunakan rakyat biasa adalah pangsi dan kebaya sunda berbahan biasa. dan untuk kaum menengah adalah bedahan dan kebaya sunda dengan bahan yang lebih bagus, serta untuk bangsawan adalah menak.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Alat Musik Tradisional Jawa Barat

Alat musik tradisional dari Indonesia sekarang sudah banyak diketahui oleh banyak orang atau bisa juga disebut populiaritas nya sudah sangat besar sampai ke mancanegara, salah satunya adalah angklung yang berasal dari Jawa Barat.

Namun tidak hanya angklung saja alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, masih ada banyak alat musik tradisional dari Jawa Barat yang akan kami jelaskan.

Pengertian Alat Musik Tradisional

Pengertian Alat Musik Tradisional

Menrurut KBBI atau kamus besar bahasa Indonesia, kata dari suatu benda untuk mempermudah suatu kerjaan atau kegiatan.

Kata musik yaitu berasal dari bahasa Yunani, yaitu Mousike yang diambil dari nama salah satu Dewa yang terkenal pada mitologi Yunani Kuno yaitu Mousa. Mousa sendiri adalah Dewa yang memimpin ilmu dan seni.

Kata tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditio yang berarti kebiasaan masyarakat yang sudah dilakukan secara turun temurun.

Dari penjelasan diatas sudah bisa disimpulkan bahwa alat musik tradisional merupakan alat musik yang sudah berkembang sudah dari zaman dahulu turun temurun pada suatu daerah.

Alat musik tersebut sudah digunakan untuk mengiringi sebuah musik-musik yang ada dalam suatu masyarakat tersebut.

Daftar Alat Musik Tradisional Jawa Barat

1. Kecapi

Kecapi

Kecapi adalah salah satu alat musik yang sering digunakan dalam salah satu instrumen musik. Cara memainkan kecapi tersebut yaitu dengan cara dipetik seperti gitar.

Kecapi sekarang terbagi menjadi dua jenis bagian.

Kecapi anak atau yang disebut dengan kecapi rincik dimainkan untuk iringan musik sebagai jeda-jeda nada dengan frekuensi yang tinggi.

Sedangkan kecapi induk atau yang disebut dengan kecapi indung mempunyaik ukuran yang lebih besar dan mempunyai 18 dawai sampai 20 dawai.

Kecapi indung biasanya digunakan untuk memimpin jalanya musik menentukan tempo hingga memberikan intro. Memang unik sekali ya alat musik yang satu ini.

2. Kendang

Kendang

Selanjutnya adalah salah satu alat musik tradisional dari Jawa Barat yang mungkin sudah tidak asing lagi untuk kita semua yaitu kendang atau biasa disebut dengan gendang.

Cara memainkanya cukup mudah yaitu dengan cara dipukul atau disebut dengan ditepak.

Kekuatan dan tempo pukulan menjadi salah kunci yang sangat penting dalam suatu pementasan pentas menggunakan alat musik tradisional dari Jawa Barat ini.

Alat musik kendang ini terbuat dari cempepak, kayu kelapa, atau kayu nangka yang dilapisi kuli hewan seperti kambing atau kerbau.

3. Suling

Suling

Selanjunya adalah suling, suling merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat Jawa Barat.

Pada saat ini suling sudah banyak dimodifikasi dan menjadi salah satu alat musik yang lebih modern.

Dalam kebudayaan Sunda suling terbuat dari bahan bambu yang mempunyai 4 sampai 6 lubang untuk mengatur setiap nadanya, dan dengan cara meniup untuk memainkan alat musi tersebut.

4. Calung

Calung

Salah satu alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu adalah calung. Cara memainkan alat musik tersebut yaitu dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus pada ruas bambu yang menghasilkan suara yang indah.

5. Celembung

Celembung

Alat musik tradisional dari Jawa Barat selanjutnya adalah celembung. tidak banyak informasi yang bisa didapatkan dari alat musik tersebut sehingga tidak banyak yang tahu sejak kapan alat musik tersebut diciptakan.

Celembung terbuat dari bahan bambu yang memanfaatkan resonasi dalam ruas bambu untuk menghasilkan suara.

Cara memainkan celembung yaitu dengan cara dipukul denag salah satu tangan dan tangan satunya mengatur nada suara dari badan celembung.

6. Jentreng

Jentreng

Mungkin yang tidak pernah melihat alat musik jentreng akan berfikir bahwa itu kecapi yang sama saja berasal dari Jawa Barat.

Tetapi sebenarnya jentreng berbeda jauh dengan jentreng. Karena Jentreng hanya mempunyai 7 bagian senar dan ukuranya pun lebih kecil dari kecapi.

7. Jenglong

Jenglong

Alat musik jenglong terbuat dari bahan kayu dan juga logam besi bisa juga kuningan yang disusun lalu diikat menggunakan tali. Cara memainkan jenglong ini yaitu dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus.

Jentreng adalah salah satu alat musik tradisional yang bisa memberikan kerangka lagu dan juga nada dasar pada suatu pentas musik.

8. Rebab

Rebab

Rebab diyakini oleh masyarakat Jawa Barat sudah ada sejak abad ke 9 Masehi. Pada saat itu alat musik musik tersebut masuk dalam daratan sunda oleh apra pedagang Timur Tengah yang sedang mengunjungi Indonesia.

Pada saat pertama kali masuk ke Indonesia Rebab mempunyai dua sampai tiga dawai dan terbuat dari tembaga, Tetapi saat ini rebab sudah terbuat dari bahan kayu.

9. Karinding

Alat Musik Tradisional Jawa Barat Karinding

Karinding adalah salah satu jenis alat musik yang ditiup seperti suling. Karinding terbuat dari bahan pelepah pohon aren atau bambu.

Uniknya dari alat musik tersebut adalah karinding yang terbuat dari bambu itu khusus untuk para laki-laki sedangkan yang terbuat dari pohon aren adalah khusus untuk perempuan.

Cara memainkan alat musik tersebut adalah dengan cara ditiup dan pada bagian tiga ruas yang dimiliki lalu tangan memukul pada salah satu bagian sisinya untuk menciptakan suatu nada yang merdu dan harmonis.

Baca juga: Seni Musik

10. Angklung

Alat Musik Tradisional Jawa Barat Angklung

Terakhir kami bahas adalah salah satu alat musik yang sudah sangat terkenal sampai ke manca negara yaitu angklung.

Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang meberikan instrumen multitonal atau yang disebut dengan bernada ganda yang dimainkan dengan cara digoyangkan.

Sara angklung sangat khas yang dihasilkan dari benturan bambu dan juga potongan pada bagian dalam yang menghasilkan suara yang bergetar.

Pada tahun 2010, angklung sudah diakui oleh Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia yang membuat salah satu alat musik tradisional dari Jawa Barat semakin mendunia.

Itulah pengertian lengkap tentang alat musik tradisional dari Jawa Barat yang harus kita jaga agar anak cucu kita bisa tahu bahwa akan kayanya warisan dari nenek moyang kita.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar